Sabtu, 03 Januari 2009

Perilaku dan partisipasi politik di Indonesia???

Perilaku politik
Perilaku politik atau (Inggris:Politic Behaviour)adalah perilaku yang dilakukan oleh insan/individu atau kelompok guna memenuhi hak dan kewajibannya sebagai insan politik.Seorang individu/kelompok diwajibkan oleh negara untuk melakukan hak dan kewajibannya guna melakukan perilaku politik adapun yang dimaksud dengan perilaku politik contohnya adalah:
• Melakukan pemilihan untuk memilih wakil rakyat / pemimpin
• Mengikuti dan berhak menjadi insan politik yang mengikuti suatu partai politik atau parpol , mengikuti ormas atau organisasi masyarakat atau lsm lembaga swadaya masyarakat
• Ikut serta dalam pesta politik
• Ikut mengkritik atau menurunkan para pelaku politik yang berotoritas
• Berhak untuk menjadi pimpinan politik
• Berkewajiban untuk melakukan hak dan kewajibannya sebagai insan politik guna melakukan perilaku politik yang telah disusun secara baik oleh undang-undang dasar dan perundangan hukum yang berlaku

Sumber perilaku politik manusia

Sumber perilaku politik
Sumber perilaku politik pada dasarnya adalah budaya politik, yaitu kesepakatan antara pelaku politik tentang apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. Kesepakatan ini tidak selalu bersifat terbuka, tetapi ada pula yang bersifat tertutup.
Kesepakatan untuk menerima amplop setiap kali dilakukan pembahasan RUU merupakan kesepakatan gelap (illicit agreement). Membayar "uang pelicin" kepada para petinggi politik untuk mendapatkan dukungan partai dalam rebutan jabatan bupati, wali kota, dan gubernur merupakan tindakan yang dianggap sah dalam budaya politik kita kini.
Suatu budaya politik biasanya berlaku selama periode tertentu. Ketika datang perubahan penting dalam konstelasi politik, datang pula para pelaku baru dalam gelanggang politik, terbukalah kesempatan untuk memperbarui budaya politik.
Di negara kita budaya politik para perintis kemerdekaan berbeda dari budaya politik pada zaman demokrasi parlementer, dan ini berbeda dengan budaya politik yang tumbuh dalam zaman Orde Baru. Zaman reformasi ini juga melahirkan budaya politik baru, yang kemudian melahirkan perilaku politik yang menyusahkan banyak orang. Di sementara kalangan budaya politik kita disebut dengan "budaya politik aji mumpung".

Politik dapat dimaknai sangat luas hampir tak terbatas. Dalam wacana politik versi Yunani, perhatian utama ilmu politik lebih pada pengetahuan politik, proses dan tindakan para aktor politik. Siapakah pelaku-pelaku politik tersebut? Pelaku politik bisa berupa lembaga, individu maupun kelompok yang memiliki kepentingan politik dan melakukan aktivitas-aktivitas politik, baik yang dilakukan secara formal maupun informal.
Dalam memahami bentuk perilaku politik, dapat dipergunakan pendekatan respon politik (behavioralisme), yang mengetengahkan partisipasi politik, baik secara historis, sosiologis, tradisional dan lainnya. Partisipasi politik adalah perilaku luar individu warga negara yang bisa diamati dan bukan merupakan perilaku dalam yang berupa sikap atau orientasi. Bentuk partisipasi politik dibedakan menjadi kegiatan politik konvensional (normal dalam demokrasi modern) dan non-konvensional (legal maupun ilegal, penuh kekerasan dan revolusioner).
Dalam partisipasi politik, berarti dimungkinkan terdapat hubungan antara pemerintah dan masyarakatnya. Untuk membangun interaksi antara pemerintah dan masyarakat diperlukan proses, partisipasi dan kontribusi (interaksi timbal balik). Dan peningkatan partisipasi politik, baik secara kualitas maupun kuantitas merupakan kunci demokrasi.
Budaya politik merupakan orientasi psikologis terhadap obyek sosial yang meliputi aspek kognitif, afektif dan evaluatif yang ditujukan kepada sistem politik secara umum. Atau, secara praktis, budaya politik merupakan seperangkat nilai-nilai yang menjadi dasar para aktor untuk menjalankan tindakan-tindakan dalam ranah politik.
Latar budaya politik beraneka ragam, antara lain terdiri atas: ras, etnik, adat, bahasa, agama dan lain sebagainya. Dengan keragaman latar budaya politik tersebut dimungkinkan muncul sengketa politik, yang umumnya berkisar pada kepentingan ekonomi, kekuasaan, dan masalah-masalah khusus misalnya hak-hak warga negara. Penyelesaian persengketaan sulit dilakukan apabila hanya mengakomodasi kepentingan salah satu kepentingan. Maka, diperlukan kesadaran dan partisipasi politik yang bijak untuk mengatasinya.

Partisipasi Politik
1. Definisi Partisipasi Politik
Secara umum definisi Partisipasi Politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, antara lain dengan jalan memilih pimpinan Negara dan, secara langsung maupun tidak langsung, mempengaruhi kebijakan pemerintah. Berikut beberapa definisi Partisipasi Politik :
• Partisipasi politik adalah kegiatan – kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui mana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa, dan secara langsung atau tidak langsung, dalam proses pembentukan kebijakan umum. ( The term political participation will refer to those voluntary activities by which members of a society share in the selection of rulers and, direcly or indirectly, in the formation of public policy ). ( Herbert Mc Closky )
• Dalam hubungan dengan Negara – Negara baru Samuel P. Hunington dan Joan M. Nelson dalam No Easy Choice: Political Participation in develoving Countries member tafsiran yang lebih luas dengan memasukan secara eksplisit tindakan illegal dan kekerasan. Menurut mereka Partisipasi Poilitik adalah kegiatan warga yang bertindak sebagai pribadi – pribadi, yang dimaksud untuk mempengaruhi pembuatan keputusan oleh pemerintah. Partisipasi bisa bersifat individual atau kolektif, terorganisir atau spontan, mantap atau sporadis, secara damai atau dengan kekerasan, legal atau ilegal, efektif atau tidak efektif. ( By political participation we mean activity by private citizens designed to influence government decision making. Participation may be individual or collective, organized or spontaneous, sustained or sporadic, peaceful or violent, legal or illegal, effective or ineffective ).
• Partisipasi politik memberi perhatian pada cara-cara warga negara berinteraksi dengan pemerintah, warga negara berupaya menyampaikan kepentingan-kepentingan mereka terhadap pejabat-pejabat publik agar mampu mewujudkan kepentingan-kepentingan tersebut. ( Kevin R. Hardwick )
• Partisipasi politik ialah keikutsertaan warga negara biasa dalam menentukan segala keputusan menyangkut atau mempengaruhi hidupnya. Partisipasi politik berarti keikutsertaan warga negara biasa (yang tidak mempunyai kewenangan) dalam mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik. ( Ramlan Surbakti )
• Partisipasi politik adalah keterlibatan individu sampai pada bermacam-macam tingkatan di dalam sistem politik.( Michael Rush dan Philip Althoft )
2. Penyebab Timbulnya Gerakan Partisipasi Politik
Menurut Myron Weiner, terdapat lima penyebab timbulnya gerakan ke arah partisipasi lebih luas dalam proses politik, yaitu sebagai berikut :
a. Modernisasi dalam segala bidang kehidupan yang menyebabkan masyarakat makin banyak menuntut untuk ikut dalam kekuasaan politik.
b. Perubahan-perubahan struktur kelas sosial. Masalah siapa yang berhak berpartisipasi dan pembuatan keputusan politik menjadi penting dan mengakibatkan perubahan dalam pola partisipasi politik.
c. Pengaruh kaum intelektual dan kemunikasi masa modern. Ide demokratisasi partisipasi telah menyebar ke bangsa-bangsa baru sebelum mereka mengembangkan modernisasi dan industrialisasi yang cukup matang.
d. Konflik antar kelompok pemimpin politik, jika timbul konflik antar elite, maka yang dicari adalah dukungan rakyat. Terjadi perjuangan kelas menentang melawan kaum aristokrat yang menarik kaum buruh dan membantu memperluas hak pilih rakyat.
e. Keterlibatan pemerintah yang meluas dalam urusan sosial, ekonomi, dan kebudayaan. Meluasnya ruang lingkup aktivitas pemerintah sering merangsang timbulnya tuntutan-tuntutan yang terorganisasi akan kesempatan untuk ikut serta dalam pembuatan keputusan politik.
3. Jenis Partisipasi Politik
Partisipasi politik sangat terkait erat dengan seberapa jauh demokrasi diterapkan dalam pemerintahan. Negara yang telah stabil demokrasinya, maka biasanya tingkat partisipasi politik warganya sangat stabil, tidak fluktuatif. Negara yang otoriter kerap memakai kekerasan untuk memberangus setiap prakarsa dan partisipasi warganya. Karenanya, alih-alih bentuk dan kuantitas partisipasi meningkat, yang terjadi warga tak punya keleluasaan untuk otonom dari jari-jemari kekuasaan dan tak ada partisipasi sama sekali dalam pemerintahan yang otoriter. Negara yang sedang meniti proses transisi dari otoritarianisme menuju demokrasi galib disibukkan dengan frekuensi partisipasi yang meningkat tajam, dengan jenis dan bentuk partisipasi yang sangat banyak, mulai dari yang bersifat “konstitusional” hingga yang bersifat merusak sarana umum.
Karena begitu luasnya cakupan tindakan warga negara biasa dalam menyuarakan aspirasinya, maka tak heran bila bentuk-bentuk partisipasi politik ini sangat beragam. Secara sederhana, jenis partisipasi politik terbagi menjadi dua: Pertama, partisipasi secara konvensional di mana prosedur dan waktu partisipasinya diketahui publik secara pasti oleh semua warga. Kedua, partisipasi secara non-konvensional. Artinya, prosedur dan waktu partisipasi ditentukan sendiri oleh anggota masyarakat yang melakukan partisipasi itu sendiri (PPIM, 2001).
Jenis partisipasi yang pertama, terutama pemilu dan kampanye. Keikutsertaan dan ketidakikutsertaan dalam pemilu menunjukkan sejauhmana tingkat partisipasi konvensional warganegara. Seseorang yang ikut mencoblos dalam pemilu, secara sederhana, menunjukkan komitmen partisipasi warga. Tapi orang yang tidak menggunakan hak memilihnya dalam pemilu bukan berarti ia tak punya kepedulian terhadap masalah-masalah publik. Bisa jadi ia ingin mengatakan penolakan atau ketidakpuasannya terhadap kinerja elite politik di pemerintahan maupun partai dengan cara golput.
Sementara jenis partisipasi politik yang kedua biasanya terkait dengan aspirasi politik seseorang yang merasa diabaikan oleh institusi demokrasi, dan karenanya, menyalurkannya melalui protes sosial atau demonstrasi. Wujud dari protes sosial ini juga beragam, seperti memboikot, mogok, petisi, dialog, turun ke jalan, bahkan sampai merusak fasilitas umum.
4.Partisipasi Politik di Negara Demokrasi
Di negara demokrasi, partisipasi dapat ditunjukan di pelbagai kegiatan. Biasanya dibagi – bagi jenis kegiatan berdasarkan intensitas melakukan kegiatan tersebut. Ada kegiatan yang yang tidak banyak menyita waktu dan yang biasanya tidak berdasarkan prakarsa sendiri besar sekali jumlahnya dibandingkan dengan jumlah orang yang secara aktif dan sepenuh waktu melibatkan diri dalam politik. Kegiatan sebagai aktivis politik ini mencakup antara lain menjadi pimpinan partai atau kelompok kepentingan.
Di Negara yang menganut paham demokrasi, bentuk partisipasi politik masyarakat yang paling mudah diukur adalah ketika pemilihan umum berlangsung. Prilaku warga Negara yang dapat dihitung itensitasnya adalah melalui perhitungan persentase orang yang menggunakan hak pilihnya ( voter turnout ) disbanding dengan warga Negara yang berhak memilih seluruhnya.
Di Amerika Serikat umumnya voter turnout lebih rendah dari Negara – Negara eropa barat. Orang Amerika tidak terlalu bergairah untuk member suara dalam pemilihan umum. Akan tetapi mereka lebih aktif mencari pemecahan berbagai masalah masyarakat serta lingkungan melalui kegiatan lain, dan menggabungkan diri dengan organisasi organisasi seperti organisasi politik, bisnis, profesi dan sebagainya.
5. Partisipasi Politik di Negara Otoriter
Di Negara otoriter seperti komunis, partisipasi masa diakui kewajarannya, karena secara formal kekuasaan ada di tangan rakyat. Tetapi tujuan yang utama dari partisipasi massa dalam masa pendek adalah untuk merombak masyarakat yang terbelakang menjadi masyarakat modern dan produktif. Hal ini memerlukan pengarahan yang ketat dari monopoli partai politik.
Terutama, persentase yang tinggi dalam pemilihan umum dinilai dapat memperkuat keabsahan sebuah rezim di mata dunia. Karena itu, rezim otoriter selalu mengusahakan agar persentase pemilih mencapai angka tinggi. Akan tetapi perlu diingat bahwa umumnya system pemilihan di Negara otoriter berbeda dengan system pemilihan di Negara Demokrasi, terutama karena hanya ada satu calon untuk setiap kursi yang diperebutkan, dan para calon tersebut harus melampaui suatu proses penyaringan yang ditentukan dan diselenggarakan oleh partai komunis.
Di luar pemilihan umum, partisipasi politik juga dapat di bina melalui organisasi – organisasi yang mencakup golongan pemuda, golongan buruh, serta organisasi – organisasi kebudayaan. Melalui pembinaan yang ketat potensi masayarakat dapat dimanfaatkan secara terkontrol. Partisipasi yang bersifat community action terutama di Uni soviet dan China sangat intensif dan luas. Melebihi kegiatan Negara demokrasi di Barat. Tetapi ada unsur mobilisasi partisipasi di dalamnya karena bentuk dan intensitas partisipasi ditentukan oleh partai.
Di Negara – Negara otoriter yang sudah mapan seperti China menghadapi dilema bagaimana memperluas partisipasi tanpa kehilangan kontrol yang dianggap mutlak diperlukan untuk tercapainya masyarakat yang diharapkan. Jika kontrol ini dikendorkan untuk meningkatkan partisipasi, maka ada bahaya yang nantinya akan menimbulkan konflik yang akan mengganggu stabilitas. Seperti yang dilakuakn oleh China di tahun 1956/1957. Pada saat itu dicetuskannya gerakan “Kampanye Seratus Bunga” yaitu dimana masyarakat diperbolehkan untuk menyampaikan kritik. Namun pengendoran kontrol ini tidak berlangsung lama, karena ternyata tajamnya kritik yang disuarakan dianggap mengganggu stabilitas nasional. Sesuda terjadi tragedy Tiananmen Square pada tahun 1989, ketika itu ratusan mahasiswa kehilangan nyawanya dalam bentrokan dengan aparat, dan akhirnya pemerintah memperketat kontrol kembali.
6. Partisipasi Politik di Negara Berkembang
Negara berkembang adalah negara – Negara baru yang ingin cepat mengadakan pembangunan untuk mengejar ketertinggalannya dari Negara maju. Hal ini dilakukan karena menurut mereka berhasil atau tidaknya pembangunan itu tergantung dari partisipasi rakyat. Peran sertanya masyarakat dapat menolong penanganan masalah – masalah yang timbul dari perbedaan etnis, budaya, status sosial, ekonomi, agama dan sebagainya. Pembentukan identitas nasional dan loyalitas diharapkan dapat menunjang pertumbuhannya melalui partisipasi politik.
Di beberapa Negara berkembang partisipasi bersifat otonom, artinya lahir dari diri mereka sendiri, masih terbatas. Oleh karena itu jika hal ini terjadi di Negara- Negara maju sering kali dianggap sebagai tanda adanya kepuasan terhadap pengelolaan kehidupan politik. Tetapi jika hal itu terjadi di Negara berkembang, tidak selalu demikian halnya. Di beberapa Negara yang rakyatnya apatis, pemerintah menghadapi menghadapi masalah bagaimana caranya meningkatkan partisipasi itu, sebab jika tidak partisipasi akan menghadapi jalan buntu, dapat menyebabkan dua hal yaitu menimbulkan anomi atau justru menimbulkan revolusi.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Partisipasi Politik Masyarakat
1. Faktor Sosial Ekonomi
Kondisi sosial ekonomi meliputi tingkat pendapatan, tingkat pendidikan dan jumlah keluarga.
2. Faktor Politik
Arnstein S.R (1969) peran serta politik masyarakat didasarkan kepada politik untuk menentukan suatu produk akhir. Faktor politik meliputi :
a. Komunikasi Politik.
Komunikasi politik adalah suatu komunikasi yang mempunyai konsekuensi politik baik secara aktual
maupun potensial, yang mengatur kelakuan manusia dalam keberadaan suatu konflik. (Nimmo, 1993:8). Komunikasi politik antara pemerintah dan rakyat sebagai interaksi antara dua pihak yang menerapkan etika (Surbakti, 1992:119).
b. Kesadaran Politik.
Kesadaran politik menyangkut pengetahuan, minat dan perhatian seseorang terhadap lingkungan
masyarakat dan politik (Eko, 2000:14). Tingkat kesadaran politik diartikan sebagai tanda bahwa warga masyarakat menaruh perhatian terhadap masalah kenegaraan dan atau pembangunan (Budiarjo, 1985:22).
c. Pengetahuan Masyarakat terhadap
Proses Pengambilan Keputusan. Pengetahuan masyarakat terhadap proses pengambilan keputusan akan menentukan corak dan arah suatu keputusan yang akan diambil (RamlanSurbakti 1992:196).
d. Kontrol Masyarakat terhadap Kebijakan Publik.
Kontrol masyarakat terhadap kebijakan publik yakni masyarakat menguasai
kebijakan publik dan memiliki kewenangan untuk mengelola suatu obyek kebijakan tertentu (Arnstein, 1969:215). Kontrol untuk mencegah dan mengeliminir penyalahgunaan kewenangan dalam keputusan politik (Setiono,2002:65). Arnstein1969:215), kontrol masyarakat dalam kebijakan publik adalah the power of directing. Juga mengemukakan ekspresi politik,
memberikan aspirasi atau masukan (ide, gagasan) tanpa intimidasi yang merupakan problem dan harapan rakyat (Widodo, 2000:192), untuk meningkatkan kesadaran kritis dan keterampilan masyarakat melakukan analisis dan pemetaan terhadap persoalan aktual dan merumuskan
agenda tuntutan mengenai pembangunan (Cristina, 2001:71).
3. Faktor Fisik Individu dan Lingkungan Faktor fisik individu sebagai sumber kehidupan termasuk fasilitas serta ketersediaan pelayanan umum. Faktor lingkungan adalah kesatuan ruang dan semua benda, daya, keadaan, kondisi dan makhluk hidup, yang berlangsungnya berbagai kegiatan interaksi sosial antara berbagai kelompok beserta lembaga dan pranatanya (K. Manullang dan Gitting,1993:13).
4. Faktor Nilai Budaya
Gabriel Almond dan Sidney Verba (1999:25), Nilai budaya politik atau civic culture merupakan basis yang membentuk demokrasi, hakekatnya adalah politik baik etika politik maupun teknik (Soemitro 1999:27) atau peradapan masyarakat (Verba, Sholozman, Bradi, 1995). Faktor
nilai budaya menyangkut persepsi, pengetahuan, sikap, dan kepercayaan politik.

Semangkuk Lauk Buat FISIPOL

Saat jadwal kuliah penuh, saat perut mulai keroncongan dan badan mulai lemas maka berbondong-bondonglah mahasiswa keluar kelas mengumbar nafsu mereka di bawah pohon “body” di sekitar “shanshiro”.(lapangan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik).
Situasi ini adalah suatu kisah nyata yang menjadi fenomena sehari-hari bagi kami.
Keadaan yang setiap hari kami jalani dan rasakan tanpa mengerti sesuatu yang sedang terjadi. Mungkin naluri yang sudah menguasai hingga semuanya mengalir tanpa terasa hingga nafsu kami telah cukup terpenuhi.
Sebenarnya apa sih maksudnya?
Memang fenomena ini menjadi keseharian bagi para mahasiswa di kampus, tidak hanya di fakultas ilmu sosial dan politik bahkan diseluruh fakultas disemua perguruan tinggi di dunia pada saat pergantian jam mata kuliah siang. Namun ini adalah suatu fenomena yang terjadi di kampus kami.
Setiap hari nya ribuan mangkuk dan piring makanan serta gelas-gelas minuman kotor menumpuk untuk dicuci lalu dipergunakan kembali. Menuruti mulut para mahasiswa akan kebutuhannya sebagai insan duniawi. Mereka makan dan minum di kantin kami, kantin yang setiap harinya selalu penuh bahkan banyaknya kursi di dalamnya tidak mencukupi untuk menampung seluruh perut-perut lapar itu. Banyak diantara teman kami duduk bersila, bersandar di bawah pohon yang konon katanya sudah puluhan tahun menaungi kampus kami, demi menikmati hidangan kantin yang sudah sejak tadi menggerayangi perut mereka.
Berbagai macam menu disajikan oleh stand-stand makanan kantin kampus kami, mulai dari mi ayam, bakso, soto sampai hidangan prasmanan ada disana. Harganya pun sangat bervariasi, ada menu yang paketan lima ribuan seperti mi ayam dan es jeruk atau bakso dan es teh sampai menu yang bisa nguras kantong seperti hidangan prasmanan.
Tapi tahukah mereka kalau menu yang mereka makan itu layak dikonsumsi atau tidak? Sepertinya tidak terlalu dipermasalahkan, “Yang penting kenyang to”, ucap Auliya seorang teman kami di jurusan komunikasi. Fakta dari segelintir mahasiswa yang teliti saat memesan menu di kantin kampus kami menemukan sesuatu yang mencengangkan. Percaya atau tidak, ada suatu hal yang mungkin diluar dugaan para penikmat menu-menu kantin kampus kami. Salah satu teman kami saat memesan semangkuk mi ayam di kantin kampus menemukan setidaknya terdapat dua ekor ulat yang mati di sayuran mi ayamnya. Sentak kaget melihat hal itu dia langsung trauma untuk memesan menu yang sama di kantin kampus. Saya juga mengamati cara penyajian menu-menu makanan setelah terjadi hal tersebut. Ditemukannya ulat dalam sayuran tersebut mungkin dikarenakan sayuran yang dipakai untuk hidangan mi ayam itu memang berkualitas buruk dan pekerja kantin tidak mencucinya terlebih dahulu sebelum menghidangkannya. Penyajian minuman juga sangat tidak memperhatikan aspek-aspek kebersihan. Dibeberapa stand saya melihat dengan mata kepala saya sendiri kalau pelayan memasukan es ke dalam minuman tersebut dengan tangan telanjang. Memang sangat memprihatinkan sekali yang terjadi. Mungkin hal ini juga terjadi di kantin-kantin kampus yang lain dimana para pelanggan kantin tersebut tidak memperhatikan bagaimana cara penyajian menunya.
Minimnya pengawasan yang dilakukan oleh pihak kampus sendiri mungkin juga menjadi salah satu faktor penyebab mengapa hal ini bisa terjadi. Kebersihan dan kelayakan penyajian makanan tidak terlalu diperhatikan. Diibaratkan kita hanya mengkonsumsi junk food yang hanya mengandalkan cita rasa dan pengisi perut saja tanpa melihat sisi-sisi lain dari menu tersebut. Beberapa bulan lalu juga sempat terbersit kabar tentang adanya isu bakteri hepatitis di universitas kami. Kabarnya juga kalau bakteri tersebut berasal dari makanan ataupun kudapan yang dijual di universitas kami. Sungguh kejadian yang sangat memprihatinkan sekali bukan, mengingat universitas kami merupakan universitas tempat orang-orang terpelajar menuntut ilmu namun hal-hal semacam ini masih saja lolos dari perhatian mereka. Mereka lebih tertarik dengan seminar-seminar edukasi, permasalahan-permasalahan ekonomi, politik luar negeri dari pada mengkaji permasalahan yang terjadi dalam lingkungan terdekat mereka sendiri. Padahal segala sesuatu walaupun sekecil apapun itu bila sudah menyangkut kepentingan banyak orang, sangat penting sekali untuk mendapatkan perhatian yang lebih dari kita semua. Jangan sampai suatu permasalahan baru mendapatkan perhatian bila sudah membesar dan melebar. Suatu langkah antisipasi sangat diperlukan sekali sebelum terjadi sesuatu yang dapat merugikan kita dan orang-orang disekitar kita. Mulailah peduli, peduli pada diri sendiri, pada orang lain, lingkungan dan segala sesuatu yang bisa mambawa pengaruh bagi kehidupan.
Berawal dari kita, orang-orang disekitar kita, lingkungan terdekat kita. Dari apa yang kita makan, apa yang kita minum, kita harus benar-benar memperhatikan apakah makanan dan minuman yang kita konsumsi itu bersih dan layak atau tidak untuk dikonsumsi. Apabila menemukan sesuatu yang janggal pada menu makanan yang kita pesan janganlah langsung meneriakinya, kasihan juga yang dagang, bisa-bisa barang dagangannya tidak laku. Kita harus hati-hati saja dalam mengkonsumsi makanan apabila kita jajan diluar. Pandai-pandai mencari tempat makan yang terjamin kebersihannya, kesehatannya, keamanannya dan kehalalanya mungkin menjadi pilihan yang tepat agar kita dapat selamat dari mi ulat sayur ataupun kudapan hepatitis. Jangan sampai ada semangkuk ulat buat FISIPOL kita, jangan sampai ada sepiring penyakit buat FISIPOL kita tapi semangkuk lauk yang bergizi buat FISIPOL tercinta.

Finding Forrester

Sutradara : Gus Van Sant
Penulis : Mike Rich
Tanggal Rilis : 19 Desember 2000 (USA)
Jender : Drama
Penghargaan : 4 wins dan 8 nominasi
Pemain : Sean Connery, Rob Brown, F. Murray Abraham, Anna Paquin

Bercerita tentang kehidupan seorang anak laki-laki berkulit hitam berumur enam belas tahun yang berasal dari Bronx. Hidupnya dulu hanya biasa-biasa saja namun berubah menjadi luar biasa. Anak itu bernama Jamal Wallace, ia berubah setelah ayahnya meninggal. Jamal mulai merubah perilaku hidupnya sehingga bakat yang ia punyai pun semakin terlihat. Disetiap ulangan harian ia selalu mendapatkan nilai rata-rata C hingga pada suatu saat yaitu pada ujian standarisasi pelajar dia mendapat nilai yang luar biasa. Sebuah sekolah swasta favorit di pantai selatan amerika pun menawari Jamal untuk pindah dari sekolahnya yang lama. Karena pertimbangan pendidikan dan beasiswa serta untuk mengembangkan hobinya dalam bermain basket, Jamal pun menerima tawaran itu. Tanpa ia ketahui sebelumnya, Jamal berteman dengan seorang kakek-kakek tetangganya yang ternyata adalah seorang penulis novel terkenal yang hilang bernama William Forrester. Forrester yang sudah berhenti menerbitkan tulisan-tulisanya setelah menuai banyak kritikan atas buku pertamanya yang ia terbitkan menjadi guru bagi Jamal dalam menulis. Disinilah jejak-jejak langkah Jamal dan Forrester akan bermula dan berakhir nanti. Apakah yang akan terjadi pada Jamal dan Forrester selanjutnya ?
Film yang dibintangi Sean Connery dan Rob Brown ini sangat menarik, disini kita akan diajak merasakan kehidupan orang-orang negro pinggiran dan bagaimana mereka menjalani hidupnya sehari-hari. Film ini juga dapat memberikan inspirasi pada kita untuk terus berjuang menjalani hidup demi mencapai suatu tujuan. Memang ada sedikit kekecewaan saat menonton film ini karena ada bagian-bagian film yang tidak jelas gambarnya serta bahasa rumit yang mengakibatkan kesulitan dalam penerjemahan ke bahasa lain. Namun hal ini menjadi salah satu daya tarik yang ditampilkan film ini.
Kisah yang ditampilkan dalam film ini sangat banyak sekali memberikan pelajaran bagi kehidupan kita. Berbagai pesan terkandung dalam setiap bagian alur cerita yang disajikan. Mengajarkan pada kita untuk tetap terus berkarya walaupun hal buruk terjadi pada kita, sikap keingintahuan pemeran akan sesuatu dan kerja kerasnya dalam mencapai puncak memberikan suatu inspirasi pada kita agar terus berjuang dalam menjalani hidup. Semua itu ditampilkan dari sosok seorang Jamal Wallace yang menjadi tokoh utama dalam film ini.
Film ini sangat dianjurkan sekali untuk ditonton bagi mereka para penggemar film, khususnya film drama karena disamping tokoh dalam film tersebut merupakan aktor veteran film juga cerita yang disajikan juga cukup bagus. Saya yakin setelah menonton film ini anda akan mendapatkan banyak pelajaran yang berarti dan semangat baru dalam menjalani hidup. Tidak ada salahnya untuk menikmati drama edukasi di akhir minggu anda.

Zamrud Tropis

Jantungmu berdegup lemah
Nafasmu terengah-engah
Tak sanggup lagi melawan
Tak sanggup lagi bertahan
Tinggal harapan untuk terus berjuang
Namun, janganlah menyerah…

Kami disini, kami telah datang
Kami akan ikut berperang
Melawan tangan-tangan kotor mereka
Melawan kebengisan mereka

Telah lama sekali kau tanggung penderitaan ini
Penderitaan demi melindungi bumi
Tak kan kami biarkan kau dibantai
Dibantai sadis kerakusan para kapitalis

Demi anak cucu kami
Demi bumi tempat kami ini
Kami berjanji
Berjanji untuk menjaga hijaumu
Menjaga keberadaan mu ini
Hingga akhir zaman nanti

Suara Akar Negeri

Reformasi oh reformasi
Mengapa kau jadikan kami ikan teri
Kering, hanya tinggal kulit dan duri
Terbakar terik si matahari
Tak peduli kami hidup atau mati

Janji janji tak pernah ditepati
Hanya menggelayuti dan membebani
Beban kami bagai kawat berduri
Menjerat tubuh yang tinggal tulang ini
Nyeri… nyeri… nyeri sekali

Wakil kami hanya suka korupsi
Tak peduli anak-anak ini mati
Mati di tengah maraknya demonstrasi
Yang semakin menjadi-jadi
Tapi mengapa tak kunjung pergi

Kami ingin hidup tercukupi
Tak butuh birokrasi unjuk gigi
Cukup memenuhi rasa lapar kami
Akan keadilan dan hak-hak asasi
Dalam kedaulatan rakyat yang sejati

ST12 - Saat Terakhir

Tak pernah terpikir olehku

Tak sedikitpun ku bayangkan

Kau akan pergi tinggalkan kusendiri


Begitu sulit kubayangkan

Begitu sakit ku rasakan

Kau akan pergi tinggalkan ku sendiri


Dibawah batu nisan kini

Kau tlah sandarkan

Kasih sayang kamu begitu dalam

sungguh ku tak sanggup

Ini terjadi karna ku sangat cinta


*Inilah saat terakhirku melihat kamu

Jatuh air mataku menangis pilu

Hanya mampu ucapkan

Selamat jalan kasih


#Satu jam saja kutelah bisa cintai kamu;kamu;kamu di hatiku

Namun bagiku melupaknmu butuh waktuku seumur hidup

Satu jam saja kutelah bisa sayangi kamu… di hatiku

Namun bagiku melupaknmu butuh waktuku seumur hidup

di nanti ku……


reep:*

# 2x


hoooo….wouwo….



Koleksi ST12 yang lain.
Mp3 Download & Lirik Lagu ST12 - Saat Terakhir

Patah Hati

Bagaikan daun yang tlah mengering
Terbawa angin kemanapun meniupnya
Tanpa arah, kemana ku harus melangkah

Kau bagaikan pelita hidupku
Menerangi gelapnya hatiku
Kau selalu memberikan cahayamu
Membuka kelamnya tabir hatiku
Namun, kini semua tlah berlalu

Kau tlah tinggalkan hatiku
Hatiku yang tlah terluka lara
Membekas hingga relung jiwa
Membuat ku hancur…
Hancur berserakan…

Kini ku coba mengobati perihku
Menanti datangnya sebuah keajaiban
Dari sesuatu yang tertunda